Wednesday 23 November 2011

Brivio: Kesulitan Rossi Dengan Ducati Karena Stoner dan Bridgestone

MotoGP Mania – Davide Brivio tak diragukan lagi sebagai salah satu “dalang” dalam aksi”penculikan” Valentino Rossi dari Honda pada akhir musim 2003 lalu. Saat itu Brivio adalah manager tim utama Yamaha. Pada akhir musim 2010 lalu ia ikut meninggalkan Yamaha bersamaan dengan keputusan Rossi pindah ke Ducati.
Brivio Rossi 300x175 Brivio: Kesulitan Rossi Dengan Ducati Karena Stoner dan BridgestoneSaat ini Davide masih setia mendampingi The Doctor sebagai manager pribadinya. Dan ketika presentasi buku tentang Valentino karya Enrico Borghi yang diberi judul “Il Capolavoro”, Davide juga yang turun tangan dalam acara tersebut.
“(Masao) Furusawa tidak khawatir ‘mencuri’ Valentino dari Honda. Tapi dia merasa nervous terhadap kemungkinan konsekuensinya. Kami berpikir: ‘Jika kami menang kredit akan pergi ke Rossi, dan jika kita kalah itu akan menjadi kesalahan kami’,” ungkap Brivio mengenang saat-saat perencanaan untuk menarik Rossi ke Yamaha.
Seperti yang kita tahu, Rossi & Yamaha meraih sukses besar. Ia bahkan sudah bisa jadi juara di seri perdana musim 2004 (Welkom). Tetapi hal itu ternyata tak bisa terulang saat Rossi beralih ke Ducati. Jangankan menang di seri pertama, hingga musim 2011 berakhir ia hanya meraih satu podium.
“Pada tahun 2003 Yamaha hanya mencetak podium tunggal. Tapi Valentino dan tim hanya perlu untuk lebih mengembangkan paket yang ada. Di Ducati diperlukan revolusi secara menyeluruh dan karena itu membutuhkan waktu lebih lama,” bela Davide.
Brivio lantas menyebutkan dua alasan utama yang menyulitkan Rossi di musim 2011: warisan Casey Stoner dan ban Bridgestone.
“Stoner sangat cepat dan dia memiliki kemampuan untuk mendapatkan hasil maksimal dari motor yang ia naiki. Tapi dia tidak memiliki kemampuan seperti Valentino untuk memahami apa yang dilakukan dan apa yang dibutuhkan oleh motor. Dan itulah mengapa ia jatuh begitu sering di Ducati. Ini tidak membantu insinyur mengembangkan proyek.”
Tentu saja ini hanya pendapat Brivio, dan tentu banyak yang akan menyangkal dan menunjukkan bahwa Rossi juga cukup sering jatuh musim ini, tapi bukan itu intinya. Seperti disebutkan di atas, ban Bridgestone juga menciptakan beberapa masalah.
“Dulu ada pilihan yang lebih baik dengan ban. Anda bisa mencoba setup yang berbeda dan Anda memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam pembangunan. Tapi sekarang kita harus mengembangkan seluruh gerak sebagai fungsi dari ban, dan produsen Jepang telah mampu lebih baik melakukan itu.”
“Meskipun kesulitan, saya melihat Valentino dan tim tetap dengan komitmen yang sama, antusiasme yang sama, dan gairah yang sama. Dia selalu bekerja keras untuk mengasah bakat, berlatih dan mempelajari olahraga ini secara detail.”
Untuk menegaskan hal ini, Brivio lantas menceritakan sebuah anekdot.
“Saat race Sachsenring 2006, Rossi, Melandri, Edwards, Hayden dan Pedrosa berjuang untuk menang. Pada akhirnya Valentino berhasil membuka celah kecil dan mengambil kemenangan. Setelah race itu, dia memberitahu kami bahwa ia mencoba untuk meloloskan diri setelah ia melihat Hayden melewati Pedrosa di televisi layar lebar di track. Dua pembalap Honda itu jelas memakai warna yang sama dan tak seorang pun mengerti bagaimana dia bisa membedakannya pada kecepatan itu. Tapi Valentino mengatakan dia bisa membedakan mereka dari desain helm-nya.”
Perubahan di musim 2012 dengan mesin 1000cc dapat mengurangi kesenjangan antara produsen, dimana semuanya memulai sebuah proyek baru. Namun, Brivio tetap berhati-hati dalam memberi komentar tentang hal ini.
“Honda dan Yamaha, bagaimanapun, memulai dari dasar yang solid. Ducati me-mount frame aluminum perimeter baru dan mesin baru untuk meningkatkan pergerakan berat dan keseimbangan motor. Tahun yang sulit namun Ducati telah bekerja begitu keras dan Valentino memberikan banyak indikasi. Saya berharap bahwa apa yang telah dimulai tahun ini akan memberikan hasil yang sama dengan yang dibuat bersama Yamaha.”
sumber: GPone

No comments:

Post a Comment

support