Saturday 31 December 2011

Penerawangan Checa tentang masalah Ducati

anjang tahun 2011 Ducati telah berupaya keras menciptakan tunggangan yang kompetitif untuk para ridernya, terutama untuk Valentino Rossi. Namun hingga musim berakhir, Ducati masih belum mampu bersaing di barisan depan. Juara dunia WSBK 2011 Carlos Checa pun ikut diminta untuk memberi second opinion guna membantu pembangunan motor 1000cc untuk musim 2012. Apa pendapatnya?
Checa Jerez Test 300x199 Checa: Masalah Ducati Pada Ban Bukan Chassis“Saya pikir motor ini telah mengalami pergerakan, saya melihat beberapa keterbatasan pada siklus di mana Anda harus bekerja dan itu adalah persepsi saya. Rincian lain saya tidak bisa berikan karena saya telah dilarang untuk berbicara tentang hal itu,” ungkap Checa kepada Marca.
Lebih jauh Checa menilai masalah utama Desmosedici tidak terletak pada chassis seperti yang sering diperbincangkan selama ini. problem utama Ducati menurutnya justru ada pada ban.
“Banyak pembicaraan tentang motor mengarah ke chassis, tapi apa yang benar-benar mengubah karakter dari kategori ini adalah ban. Sangat kaku sehingga sulit untuk memahami batas yang dibangun di sekitar ban motor. Jika ini tidak berubah, motor akan tetap kurang menyenangkan, sulit untuk dipahami dan sangat mudah untuk jatuh.”
Masalah ban ini pula yang diyakini Carlos telah merusak tontonan MotoGP akhir-akhir ini.
“Ini adalah kenyataan. Ini, bagi saya, merusak tontonan MotoGP dan rider jatuh tanpa tahu mengapa.”
“Bila Anda tidak tahu di mana batas ban sangat sulit untuk mengembangkan motor. Masalahnya bukan chassis, Ducati telah berubah empat kali dan hasilnya selalu sama. Masalahnya adalah ban.”

Akhir 2011 Yamaha berpisah dengan Petronas

Selain harus ‘say bye’ kepada tahun 2011, Yamaha harus rela mengucapkan selamat tinggal kepada sponsor Petronas mulai 2012.

Petronas merupakan perusahaan raksasa migas yang dimiliki oleh pemerintah Malaysia. Pada tahun 2010 lalu, Yamaha juga kehilangan sponsor mereka, FIAT.
Selama bermitra bersama Yamaha selama tiga tahun, keduanya mencapai keberhasilan besar dengan dikukuhkannya kedua pembalap mereka, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yang menjadi pemegang titel juara dunia MotoGP pada tahun 2009 dan 2010.
Sepeninggal FIAT pada 2010, Petronas menjadi sponsor Yamaha yang paling menonjol pada tahun ini. Menurut SportsPro Magzine pada tahun 2009 lalu, kontrak Yamaha-Petronas ini bernilai $24 juta atau sebanding dengan $8 juta per tahun.
Rencana kerjasama Petronas tersebut memang akan berakhir setelah tiga tahun, untuk itulah bos Yamaha Factory Racing, Lin Jarvis mengatakan kalau persetujuan antara Yamaha dan Petronas telah mencapai ‘akhir yang natural’.
Namun dengan berakhirnya dukungan dari Petronas ditambah dengan biaya untuk balapan di MotoGP yang semakin menjulang tinggi, maka Yamaha sedang berada dalam situasi yang buruk, bukan hanya untuk pendanaan bagi tim yang terus melakukan pengembangan pada tunggangan M1 mereka tetapi juga dalam penawaran nilai kontrak terhadap kedua pembalapnya, Jorge Lorenzo dan Ben Spies yang mana masa kontrak mereka akan habis pada tahun 2012.
Pada tahun depan hanya Yamaha Motor Kencana Indonesia dengan “Semakin di Depan”-nya yang kemungkinan bertahan sebagai supporter. Perusahaan penerbangan AirAsia juga mempunyai potensi untuk menjadi suksesor Petronas.
Yamaha Malaysia 2011
Lin Jarvis mengatakan, “Hubungan antara Yamaha dan Petronas menghasilkan kesuksesan besar, kami telah bersama-sama menikmati pencapaian besar di kelas MotoGP. Sekarang kemitraan tersebut telah mencapai akhir yang natural. Saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan kami yang ada di Petronas atas dukungan mereka selama bersama dengan kami, dan mendoakan yang terbaik bagi masa depan mereka.”

Jangan Lupakan Bautista, Rossi, Simoncelli dan CRT!

Jorge Lorenzo akan tetap waspada terhadap pergerakan pembalap-pembalap yang kurang diperhitungkan untuk tampil kompetitif di kelas MotoGP. Ia menyebut kompatriotnya Alvaro Bautista yang membalap bersama Honda Gresini pada tahun 2012 dan juara dunia MotoGP sebanyak sembilan kali, Valentino Rossi. Tak lupa pembalap CRT yang masih belum diketahui performanya saat memulai debutnya tahun depan.

Pembalap Yamaha Factory Racing tersebut mengatakan, ”Pembalap yang biasanya bertarung untuk meraih titel juara adalah saya sendiri, Stoner, Pedrosa, Spies, Dovizioso dan Rossi. Mungkin ada beberapa kejutan, seperti Bautista saat membalap di atas Honda. Kita sedang membicarakan seorang pembalap yang telah memenangkan banyak perlombaan, jadi saya pikir dia bisa kembali kompetitif kapanpun. Merupakan tindakan yang keliru untuk meremehkannya. Pada tes Valencia kita melihat Ducati lebih kompetitif, dan sekarang Valentino bisa memperhitungkan pengalaman selama setahun dengan motor itu. Saya pikir kombinasi Rossi dan Ducati akan lebih cepat daripada sebelumnya.”
Mengomentari tentang perdebatan antar regulasi Claiming Rule Team, Lorenzo menjelaskan, ”Ada 20 motor di grid merupakan hal yang positif, namun ada aspek negatifnya, seperti adanya pembalap-pembalap yang punya lebih sedikit pengalaman di kelas premier. Kami harus waspada terhadap mereka, dan semoga mereka bisa membaur secara perlahan-lahan. Saya tidak tahu perbedaan catatan waktu yang nyata antara MotoGP dan CRT, mungkin kami akan bisa melewati mereka saat pertengahan race, mungkin juga tidak begitu. Kita harus melihatnya. Secara pribadi saya lebih suka banyak pabrikan di kejuaraan ini, namun pada masa lalu kita telah melihat bahwa hal ini tidak menjamin balapan yang seru. Saya suka MotoGP yang sekarang ini, namun kita memerlukan lebih banyak pembalap di atas lintasan dan balapan yang menyenangkan. “
Mereview singkat penampilannya pada era terakhir pemakaian mesin 800cc, Jorge Lorenzo mengatakan, “Pada umumnya ini merupakan tahun yang bagus dan menyelesaikan peringkat kedua di MotoGP merupakan suatu hasil yang bagus, sepuluh tahun yang lalu saya tak menyangka bisa seperti sekarang. Namun jika Anda membalap di kejuaraan dan memenangkan sembilan balapan pada tahun 2010, dan hanya memenangkan balapan tiga kali untuk selesai di urutan kedua dalam klasemen kelihatannya jumlahnya tidak banyak.
“Honda RC212V lebih baik ketimbang motor Yamaha. Motor tersebut punya akselerasi yang lebih baik dan traksi yang lebih banyak. M1 lebih baik untuk memasuki tikungan, tetapi itu tidak cukup untuk bertarung di atas permukaan yang sama. Ada sedikit perbedaan kemampuan pada motor 1000cc tersebut, mungkin karena adanya lebih banyak torsi yang rendah. Yamaha memiliki pendekatan yang terbuka dalam pengembangan dan mereka mengambil masukan dari semua pembalap, bahkan yang bergabung dalam tim satelit.”
Tak ketinggalan, Lorenzo juga menanggapi atas kehilangan sosok Marco Simoncelli di paddock MotoGP, ”Semua orang merindukan Marco, dan saya pikir takdir ikut menentukan dalam hal ini, membawa serta beberapa unsur kemungkinan melalui cara yang tak dapat diduga. Kecelakaan tersebut teradi pada salah satu trek terlebar di dunia yang seharusnya menjamin keamanan yang lebih besar, namun yang terjadi sebaliknya.”

Thursday 22 December 2011

Valentino Rossi Berharap yang Terbaik

Valentino Rossi menjawab pertanyaan terpilih untuk acara livestream yang diselenggarakan Dainase yang berdurasi selama 30 menit.

Dalam live event tersebut, juara dunia MotoGP sebanyak sembilan kali tersebut mengatakan bahwa krisis perekonomian akan memaksa kejuaraan terutama di kelas MotoGP untuk beralih untuk menggunakan motor yang sedikit kurang bertenaga.
The Doctor memuturkan: “Ini merupakan saat sulit bagi dunia balap motor pada umumnya. Kondisi ekonomi yang seperti ini berarti tidak ada banyak dana. Tentu saja kami ingin membalap dengan motor yang seperti sekarang ini. Dengan teknologi dan performa super. Tetapi hanya tersedia dana yang sedikit untuk membeli teknologi semacam itu. Jadi itu bukanlah suatu pilihan, dan kita agak terpaksa.
“Jika kita menginginkan banyak motor yang berada di grid, dan menonton pertunjukan bagus kita harus membalap dengan motor yang berkemampuan lebih minim, dengan biaya yang lebih rendah dan mungkin akan lebih menyenangkan. Mari berharap yang terbaik untuk MotoGP.”
Menyinggung mengenai konsep Claiming Rule Team, Valentino Rossi yang mendukung regulasi tersebut mengatakan, “Saya pikir CRT akan mengalami kesulitan untuk tahun pertama mereka. Begitu banyak perbedaan. Tapi selanjutnya, mereka akan melakukan uji coba dan berbenah. Mereka akan menjadi masa depan MotoGP.”
Setelah menjalani musim yang paling terpuruk dalam karirnya, Valentino Rossi memaparkan tujuannya pada musim depan, “Saya berharap yang terbaik, kami telah bekerja keras tahun ini untuk mengungkap cara untuk membuat [motor Desmosedici] ini menjadi lebih baik. Kami punya banyak ide untuk dicoba bersama Filippo Preziosi dan semua orang di Ducati.
“Jadi kami penasaran untuk melihat bagaimana di tes pertama di Sepang. Kami akan mempergunakan motor yang berbeda, dan kita lihat apakah kami bisa lebih kompetitif. Saya berharap demikian.”
Berbicara mengenai Marco Simoncelli, Valentino Rossi mengatakan, “Saya akan tetap lanjut menggunakan helm yang didedikasikan buat Simoncelli, setidaknya selama tes musim dingin. Helmnya terlihat keren. Saya menyukainya dan ingin mengingat Sic. Saya kira musim depan saya memakai desain helm yang biasanya. Tetapi saya akan menaruh sesuatu untuk mengenangnya, yakni sebuah angka #58.”

Tuesday 20 December 2011

Rossi-Hayden Bisa ‘Testing’ Lebih Lama

Kepala kru Valentino Rossi, Jerry Burgess merasa lega dan menyambut baik peraturan baru yang melonggarkan tes untuk pengembangan motor saat musim kompetisi MotoGP 2012 berjalan.

Pekan lalu, komisi Grand Prix yang menggelar pertemuan di Madrid, Spanyol telah sepakat untuk mengabulkan request terhadap penghapusan regulasi pembatasan jumlah tes untuk tim-tim yang berkompetisi di kelas yang paling prestisius tersebut.
Ducati beserta Valentino Rossi merupakan yang paling vokal untuk menghapus regulasi yang dinilai menghambat pengembangan motor Ducati GP11 tahun ini. Akibat pembatasan tes itu pula, pengembangan Desmosedici GP12 juga terhambat, dan berjalan lebih lamban dari yang mereka harapkan.
Selain itu, aturan baru juga melonggarkan jumlah tes yang boleh dilakukan oleh pembalap yang telah mendapat kontrak untuk bertarung di kelas MotoGP. Menurut Jerry Burgess, aturan ini lebih melegakan mengingat rider utama seperti Valentino Rossi dan Nicky Hayden mendapatkan waktu yang lebih banyak untuk dapat terjun langsung mengutak-atik Desmosedici mereka.
Hanya saja, tes privat tersebut akan dibatasi oleh pemakaian ban Bridgestone yang hanya tersedia sebanyak 240 ban per-tim per musimnya. Sementara di kelas Moto2 dan Moto3, tiap pembalap disediakan kuota 120 buah ban.

Jerry Burgess mengatakan, ”Bagi kami untuk bisa lebih kompetitif kami harus bisa melakukan tes dengan pembalap-pembalap terbaik yang kami miliki. Kami punya kewajiban terhadap fans Ducati dan Ducati itu sendiri untuk menjadi kompetitif dan jika kami tertinggal, kami perlu melakukan uji coba dengan pembalap yang telah dikontrak.
“Itu satu-satunya cara agar kami bisa maju. Perusahaan yang lain punya aturan yang sama dan jika Anda tidak membutuhkan tes tersebut, maka Anda tidak butuh melakukannya. Kami hanya ingin bisa lebih dekat di depan. Kami telah punya test-riders, tetapi dengan segala hormat saya bisa mengatakan bahwa sejauh ini mereka hanya mampu membawa motor tersebut, jadi kami sangat membutuhkan masukan dari pembalap Grand Prix. Dan itu bukan hanya Valentino seorang tetapi juga semua pembalap Ducati. Kami perlu bekerja secara bersama-sama dan menaikkan (performa) motor dengan cepat. Ketika Anda sedang berada di bawah, Anda harus berakselerasi lebih cepat untuk menuju ke puncak.
Jerry Burgess
Jerry Burgess
“Memang benar bahwa pergerakan kemajuan yang dilakukan Ducati tak secepat pabrikan yang lain dalam beberapa tahun terakhir ini karena pada tahun 2007 Ducati pernah menang. Tetapi tahun 2008, 2009, 2010 Yamaha yang menang. Jadi, jelas bahwa Yamaha telah berbenah. Honda tidak menang pada tahun-tahun tersebut, jadi mereka berada di satu tempat dengan Ducati. Dani Pedrosa tidak menang lebih banyak dari Casey Stoner pada saat tersebut.
“Yamaha menjadi pabrikan yang menonjol di suatu periode dan mungkin merupakan motor yang dominan dalam waktu sepuluh tahun belakangan, dan saya merasa sangat bangga untuk melakukannya (ikut mengembangkan Yamaha), tetapi nampaknya Honda akan berada di posisi tersebut dalam beberapa tahun mendatang. Ducati harus berada di depan, bukannya membalap di grup belakang.”

Thursday 15 December 2011

VR :Bukan Stoner yang Bermasalah, Tapi Motor Ducatinya


Seperti halnya pandangan yang diungkapkan oleh Jorge Lorenzo dan Wilco Zeelenberg beberapa waktu yang lalu, Valentino Rossi juga membenarkan bahwa Casey Stoner merupakan pembalap yang cepat dengan mengesampingkan tunggangan apa yang sedang ia pakai dalam berlomba di arena MotoGP.

Namun pada kesempatan kali ini, Valentino Rossi kembali menegaskan jika Casey Stoner sering mengalami crash saat tengah memimpin balapan tidak semuanya merupakan kesalahan yang dilakukan oleh mantan pembalap Ducati tersebut, melainkan sebagian besar kecelakaan tersebut diakibatkan oleh motor Desmosedici yang bermasalah sejak  Stoner bergabung ke dalam tim yang bermarkas di Bologna, Italia tersebut.
Anggapan bahwa Casey Stoner bermasalah muncul selepas ia menjalani musim bencana pada tahun 2006 ketika bergabung ke dalam tim LCR Honda pada musim 2006 dimana ia sering terjatuh dan gagal finish hingga kerap dijuluki ‘Crashy’ Stoner.

Sering terjatuh walaupun telah berpindah ke dalam tim Ducati mulai tahun 2007 tak menghentikan Casey Stoner untuk menunjukkan kapasitasnya sebagai rider MotoGP dengan mengunci gelar juara dunia MotoGP pada tahun pertamanya dalam Tim Ducati.
Stoner kembali memperkuat dominasinya dan menjadi penyandang titel juara dunia pada tahun ini yang juga didukung oleh sejumlah teknologi Honda yang satu level lebih maju ketimbang kompetitor yang lainnya, meski menurut sejumlah pengamat termasuk Valentino Rossi meyakini bahwa Stoner menyumbang peranan besar dalam Respsol Honda hingga mampu menggapai kesuksesan pada tahun ini.

Juara dunia sebanyak sembilan kali ini mengakui bahwa kesalahan terbesarnya dan krunya yang bekerja dalam tim Ducati adalah memberikan penilaian yang salah terhadap motor Ducati yang mereka kembangkan dan mengaitkannya dengan performa Casey Stoner.
The Doctor mengatakan, “Banyak orang mengira kalau Ducati adalah motor yang cepat karena Casey sering berada di depan lalu terjatuh, ataupun alasan yang bodoh lainnya. Jadi, semua orang berpikir kalau Stoner yang bermasalah. Tetapi itu tidak benar. Permasalahannya ada pada motornya yang sangat susah untuk ditunggangi dan Stoner merupakan pembalap yang sangat cepat.”

Tuesday 13 December 2011

CEO Ducati: Valentino Rossi Kurang Beruntung

Di sela-sela acara Bologna Motor Show, CEO Ducati, Gabriele Del Torchio mengatakan bahwa Valentino Rossi tak punya banyak “il fattore C” (Faktor C) untuk bisa tampil kompetitif di ajang MotoGP pada tahun ini.

Huruf ‘C’ itu sendiri berasal dari kata slang Italia ‘Culo’ yang bisa diartikan keberuntungan.
Del Torchio menjelaskan, “Ini merupakan tahun dimana kami mulai saling mengenal satu sama lain. Kami harus mempelajari gaya balap Valentino Rossi dan dia harus menunjukkannya kepada kami. Kami telah melakukan pekerjaan dengan bagus. Tahun kemarin kami hanya mendapatkan sedikit -apa yang biasanya Napoleon sebut faktor C-.
“Kami mengalami banyak ketidakberuntungan. Tahun depan saya pikir akan lebih baik, motor barunya sangat menarik. Tes musim dingin tampak meyakinkan dan kami akan tetap berharap. Saya rasa tahun depan akan menjadi sebuah musim yang sangat kompetitif.”
Sementara itu, terdapat lelucon di balik pernyataan Del Torchio tersebut. Selain karena Ducati kehilangan ‘Faktor C’ dimana C merujuk pada kata ‘Culo’ (keberuntungan), banyak kalangan yang memberikan persepsi bahwa Ducati juga kehilangan Faktor C, dimana C merupakan huruf depan nama mantan pembalap mereka yaitu Casey Stoner.
Apapun itu, kenyataannya Valentino Rossi juga selalu terganggu faktor C (crash) untuk bisa tampil Competitive.

support