Sekilah mendengar kata-kata lontong, bayangan kita akan terbawa dengan
makanan yang tersaji dengan beras yang dimasak dengan bungkusan daun
pisang berbentuk bulat atau lainnya sesuai selera pembuatnya. Sedangkan
lauk yang biasa digunakan merupakan lauk yang berkuah, seperti halnya
sayur gori atau opor ayam.
Penyajian lontong tuyuhan yang berasal dari Desa Tuyuhan, Kecamatan
Pancur, Rembang ini, juga hampir sama dengan yang pernah dirasakan
masyarakat lain dari sejumlah daerah, perbedaannya hanya pada lauknya
berupa opor ayam yang dibuat lebih pedas dari opor yang terbiasa dibuat
masyarakat.
Opor ayam khas Tuyuhan ini tidak perlu ada penambahan cabai atau sambal, karena kuahnya sudah pedas.
Ke khasan lainnya, terletak pada bentuk lontongnya yang berbentuk
segitiga dengan dibungkus daun pisang dan cara menjajakkannya juga cukup
sederhana seperti halnya pedagang kaki lima yang dijajakkan dengan
dipikul menyusuri jalan raya.
Awalnya, lontong tuyuhan tersebut disajikan menyusuri jalan-jalan protokol untuk melayani masyarakat yang memang sedang lapar.
Saat ini, sebagian pedagang mendapatkan fasilitas tempat mangkal,
sehingga pengunjung dari luar kota yang hendak merasakannya cukup
memilih di antara para pedagang yang menempati kios secara berjajar.
Lokasi yang menjadi sentra pedagang berada di Desa Tuyuhan dengan jarak tempuh dari Kota Lasem, Rembang sekitar 2,5 kilometer.
Bagi anda yang tak ingin repot-repot ke sentranya, cukup datang ke
Alun-alun Rembang pada malam hari banyak pedagang lontong tuyuhan yang
menjajakkan masakan khas Rembang.
Selain bisa menikmati suasana keramaian di Alun-alun Rembang pada malam
hari, anda juga bisa menikmati pemandangan bangunan Masjid Agung
Rembang yang berdiri megah tepat di depan Alun-alun.
Menikmati lontong tuyuhan tidak harus merogoh kocek terlalu besar karena
harga satu porsi lontong tuyuhan plus minuman hanya Rp7.000.
No comments:
Post a Comment