Monday 3 October 2011

KAWIS

REMBANG - Jika Anda singgah di Kota Rembang, Jawa Tengah, belilah oleh-oleh "Siroop Kawis". Aroma dan cita-rasanya khas, harum segar manis tiada tandingan. Sebab, bahan siroop dibuat dari buah asli, Kawis. Yang memprihatinkan, pohon Kawis di daerah itu kini mulai langka. Jika tak diperhatikan, niscaya suatu saat bisa punah.
Saat penulis sekolah SR-SMP di Rembang (1960), masih banyak dijumpai pohon Kawis (limonia acidissima), di pekarangan rumah warga Tionghoa (Kp.Grajen). Dua klenteng di kota itu, di halamannya juga tumbuh pohon Kawis. Saking lezatnya, buah ini dinilai hanya pantas disantap raja. Buah Kawis menjadi buah persembahan utama pada setiap ritual persembahyangan besar di Klenteng Rembang.
Waktu itu, di setiap halaman/pekarangan rumah warga Tionghoa, dari Grajen sampai Tawangsari dan kampung lain, tumbuh belasan sampai puluhan pohon Kawis yang cabangnya penuh duri itu. Pohon-pohon Kawis, tegak berdiri di antara kandang Babi. Saat masih muda, kulit batok buah Kawis seakan dibalut bedak putih. Setelah masak seukuran kepalan orang dewasa, batoknya berwarna coklat tua dan sangat keras.
Kawis masak dibiarkan jatuh ditanah berminggu-minggu. Baru dipunguti pemiliknya, setelah semua jatuh dari pohon, lalu dijual pada pabrik lemon setempat. Waktu itu pabrik lemon paling terkenal merk "Ayam Jago", berdiri tahun 1950-an di Jl Diponegoro Rembang. Produk lemon Kawis-nya yang sangat terkenal saat itu, populer disebut "rasa moca" (sejenis "kola", sekarang).
Karena lemon kalah oleh produk minuman modern seperti dikonsumsi masyarakat sekarang, membuat pabrik-pabrik lemon di daerah Rembang bangkrut. Termasuk pabrik lemon  di Jl Diponegoro ikut ambruk, tetapi bangkit lagi sampai kini dengan merk baru dan produk baru bderupa, "siroop bercita rasa khas yaitu Kawis" dari bahan buah Kawis tulen.
Siroop Kawis Rembang kini terkenal secara nasional. Karena siroop Kawis ini pula, daerah Rembang dikenal di mana-mana. Produk siroop Kawis, sekarang menjadi ikon Kabupaten Rembang. Belum ada daerah lain di Indonesia bahkan di dunia, memproduksi siroop dengan aroma dan cita rasa Kawis. Kepopuleran siroop Kawis Rembang, sampai AS dan Finlandia, ucap Swie Ging teman sekelas penulis di SD dulu.
Terancam Punah
Dua puluh tahun ini, tanaman Kawis yang asal India (Indian Woodapple) di daerah Rembang mulai langka, kata Swie Ging. Terpisah, Mulyono dari Dinas Pertanian-Kehutanan Rembang, membenarkannya. Menurut gelagat saat ini, suatu saat tanaman Kawis di Rembang akan punah. Kecuali jika semua pihak terkait, serius melakukan langkah penyelamatan, kata Swie Ging lagi.
Menurut Mulyono, kian jarangnya pohon Kawis akibat dari berbagai faktor. Antara lain, lahannya terdesak oleh bangunan perumahan. Selain itu masyarakat menganggap sebagai tanaman kurang menguntungkan secara ekonomis. Lagi pula siklus pertumbuhannya relatif lama, dari sejak bibit ditanam sampai memetik buahnya, terentang waktu 10 tahun.
Sampai tahun 1990, pohon Kawis masih banyak tumbuh di Rembang dan Lasem (11 Km Timur Rembang). Sejak itu sampai sekarang, jumlah tegakan pohon tersebut makin berkurang mendekati langka. Buah Kawis yang dagingnya berwarna coklat-kehitaman dan rasanya amat manis, kini makin sulit dibeli dipasar tradisional Rembang maupun Lasem.
Dari sensus yang dilakukan Dinas Pertanian-Kehutanan setempat, saat sekarang tercatat 948 pohon Kawis tumbuh di Kab.Rembang. Tahun 2010 dinas ini melakukan pembibitan tanaman Kawis (berjumlah ratusan) dan dibagikan gratis pada masyarakat. Lalu hasilnya bagaimana ? Jawab Mulyono, sulit dipantau perkembangannya setelah bibit-bibit itu dibagikan !
Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan-Rembang juga menyebarkan 3.000 bibit pohon Kawis secara cuma-cuma pada masyarakat, pada tahun 2010 lalu. Mengenai hasilnya, sumber di Perhutani itu mengatakan, "Kita lihat saja 10 tahun kedepan, tetapi diharapkan 75% berhasil. Dengan begitu kekhawatiran Kawis punah di Rembang tidak jadi kenyataan". (Heru Chris).

No comments:

Post a Comment

support