Hari ini, tepat 26 tahun yang lalu (16/10/85), di Southport,
Queensland, Australia lahir seorang bayi laki-laki buah pernikahan dari
Colin Stoner & Bronwyn. Bayi itu kemudian diberi nama Casey Stoner.
Casey
sudah tertarik pada dunia balap motor sejak kecil. Demi memenuhi hasrat
sang anak untuk menjadi pembalap profesional, tahun 1999 keluarga
Stoner meninggalkan Australia menuju Inggris. Hal ini dikarenakan usia
minimal untuk menjadi pembalap di Australia adalah 16 tahun, sedangkan
di Inggris usia minimal untuk mendapatkan licence balapan adalah 14
tahun.
Dari tahun 2000 sampai 2002, Stoner berpartisipasi dalam kejuaraan
nasional balap motor 125cc di Inggris dan Spanyol. Stoner berhasil
memenangi gelar juara balap motor Aprilia Inggris tahun 2000.
Penampilannya yang impresif ternyata menarik hati pembalap sekaligus
manajer tim Lucio Cecchinello, yang kemudian memberinya kesempatan turun
sebagai wild card pada Grand Prix Inggris 2001 di kelas 125cc.
Tahun 2002, Stoner turun sebagai rider penuh di kelas 250cc bersama
tim LCR Racing dengan mengendarai motor Aprilia. Pada musim penuh
pertamanya ia hanya mampu menempati posisi ke-12 di kelasemen akhir.
Musim berikutnya Cacchinello menurunkannya ke kelas 125cc.
Di sini prestasinya lumayan bagus. Stoner berhasil dua kali menjadi runner-up
dan sekali meraih kemenangan saat GP Valencia. Tahun 2004 ia masih
berlaga di kelas 125cc namun pindah ke tim RedBull KTM. Bersama KTM,
Casey meraih 1 kemenangan, 2 kali runner-up dan 3 kali podium ke-3. Ia sukses menempati posisi ke-5 di kelasemen akhir.
Kedekatan Stoner dengan Cacchinello membuatnya kembali membela tim
LCR di musim 2005 dan kembali menunggang Aprilia. Kali ini di kelas
250cc. Dengan motor spesifikasi pabrikan, Stoner tampil sebagai
penantang utama juara bertahan Dani Pedrosa.
Total
di musim itu Stoner 10 kali naik podium, 5 diantaranya juara seri.
Sayang, kecelakaan yang menimpanya saat balapan di depan publiknya
sendiri di Philip Island mengubur mimpinya menjadi juara dunia 250cc.
Stoner harus puas menjadi runner-up.
Tahun 2006 Casey naik ke kelas MotoGP bersamaan dengan Pedrosa. Namun
nasibnya tak sebaik Dani yang langsung bergabung dengan tim pabrikan
Repsol Honda. Ia hanya mendapat tempat di tim satelit Honda Pons. Itu
pun akhirnya batal karena tim milik Sito Pons itu tiba-tiba menyatakan
mundur dari MotoGP.
Sedikit beruntung, Stoner masih bisa berlaga di kelas puncak bersama
tim lamanya, LCR yang juga ikut naik kelas. Pada musim pertamanya di
kelas puncak, Stoner hanya berhasil sekali naik podium. Kecelakaan demi
kecelakaan terus menderanya hingga namanya sempat dipelesetkan jadi
Crasher Stoner.
Keadaan berubah drastis pada tahun 2007. Bukan cuma lantaran Casey
memutuskan menikahi Adriana Tuchyna di awal tahun (6/1/07) pada usia
yang sama-sama masih muda, tetapi juga karena musim itu ternyata menjadi
musim spektakuler baginya. Dengan Ducati Desmosedici GP7 plus ditunjang ban Bridgestone, Stoner tampil mendominasi hingga akhirnya berhasil meraih gelar juara dunia di kelas puncak.
Sayang, tahun berikutnya Stoner gagal mempertahankan mahkotanya. Ia
harus menyerah pada Valentino Rossi yang kembali sukses naik singasana.
Tahun 2009 keadaan lebih buruk lagi. Stoner sempat menderita sakit yang
kemudian diidentifikasi sebagai penyakit anemia akut dan gangguan perut.
Untuk memulihkan kondisinya ia sampai harus absen selama tiga seri.
Casey kemudian menjalani musim terburuknya bersama Ducati di tahun
2010. Hingga melewati pertengahan musim ia masih belum bisa menjadi
juara seri. Tetapi pada enam seri terakhir, ia mampu memenangkan tiga
diantaranya (Aragon, Motegi & Phillip Island).
Tahun 2011 Casey meninggalkan Ducati menuju tim Repsol Honda. Nyaris
sama dengan awal kedatangannya di Ducati, ia berhasil mendominasi musim
ini. Delapan kemenangan telah ia raih dan telah menjadi pimpinan
kelasemen sementara sejak usai GP Inggris lalu.
Hari ini, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-26, di depan publiknya
sendiri di sirkuit Phillip Island – dimana empat musim sebelumnya
secara berturut-turut selalu menang – Casey akan berusaha untuk meraih
gelar juara dunianya yang kedua. Berhasilkah?
Berhasil atau tidak, yang pasti ia tetap akan tercatat sebagai salah satu pembalap MotoGP berprestasi.
No comments:
Post a Comment